VIVAlife - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)
telah memunculkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Tak sedikit yang
beranggapan harga-harga kebutuhan pokok akan naik usai BBM naik.
Alhasil, pengeluaran setiap bulan harus diperketat.
Menanggapi
hal ini, perencana keuangan Safir Senduk menuturkan, pada dasarnya harga
barang-barang setiap tahun pasti naik. Terlepas dari pengaruh kenaikan
harga BBM.
"Masalahnya adalah kenapa BBM dikaitkan karena BBM berkaitan dengan kerja pemerintah. Banyak orang nggak setuju karena masyarakat belum percaya sama kinerja pemerintah," ucap Safir saat dihubungi VIVAlife.
Lebih
lanjut, Safir menjelaskan, pengeluaran sebenarnya terdiri dari tiga
jenis, yakni wajib, butuh, dan ingin. Wajib, ujarnya, adalah pengeluaran
yang jika tidak dibayarkan ada denda atau konsekuensinya.
"Misalnya membayar cicilan rumah dan sekolah anak," katanya.
Sementara
itu, butuh adalah pengeluaran yang tidak ada denda. Sebagai contoh,
pulsa untuk telepon genggam dan bensin untuk kendaraan.
"Kalau pengeluaran ingin, sebenarnya nggak beli juga nggak apa-apa. Misalnya baju bagus," ucap Safir.
Menurut
Safir, pengeluaran wajib dan butuh ada batasnya. Namun, pengeluaraan
ingin tidak ada batasnya. Adapun, masalah BBM sebenarnya masuk ke
pengeluaran butuh.
"Bisa diperkirakan. Kalau tidak punya kendaraan, mereka naik kendaraan umum yang ongkosnya perlahan naik," ujarnya.
Nah,
agar pengeluaran tetap terkontrol, berikut tips dari Safir Senduk
mengani cara menyiasati belanja bulanan pasca kenaikan BBM nanti.
1. Tinjau keinginan setiap bulan.
Anda
sebenarnya bisa mengurangi sejumlah keinginan untuk membeli barang.
Misalnya, mengurangi pembelian baju dari biasanya empat menjadi tiga.
Kemudian, mengurangi makan di luar rumah.
"Biasa makan di luar
seminggu tiga kali bisa dikurangi menjadi seminggu dua kali. Mulai
biasakan bawa bekal dari rumah. Lebih murah dan sehat," kata Safir.
2. Pertimbangkan untuk menggunakan jasa tebeng.
Menurut Safir, dengan menggunakan jasa tebengan maka pengeluaran akan lebih kecil. Alasannya, uang yang dikeluarkan untuk membeli bensin berasal dari patungan.
3. Tekan pengeluaran.
Menekan
pengeluaran bisa dilakukan dengan menekan pengeluaran untuk makan
utama. Misalnya mengganti makanan hewani dengan nabati. Atau mengganti
daging dengan ayam dan telur.
"Cari yang sama enaknya, tapi lebih murah," ucapnya.
4. Pertimbangkan mencari penghasilan tambahan.
Ini
bermanfaat untuk jangka panjang. Menurut Safir, penghasilan tambahan
tak selalu harus dengan mengeluarkan uang untuk modal usaha. sebagai
contoh, menulis artikel di media.
"Itu bisa menghasilkan uang. Banyak kok pekerjaan yang tidak perlu mengeluarkan modal terlebih dahulu," kata Safir. (adi)